Penyakit anjing gila (rabies) sudah sangat dikenal walaupun mungkin hanya namanya saja tetapi pemilik hewan kesayangan belum benar-benar menghayati bahayanya penyakit ini, terbukti bahwa walaupun sudah lebih dari seabad ditemukan di indonesia dan pemberantasannya (melalui vaksinasi) dilakukan secara masal tetap saja rabies belum berhasil diberantas.
Rabies disebabkan oleh virus golongan Rhabdovirus yang akut dan menular ke semua makhluk hidup yang berdarah panas (termasuk manusia). Di indonesia, rabies merupakan penyakit zoonosis utama.
Gambar 1. Rakun menderita rabies
Gejala dan tanda
secara khusus, gejala dan tanda rabies pada hewan tergantung pada bentuk rabiesnya, ada yang membabi buta (farious form), diam (dump form), serta tanpa bentuk (atypical form).
- rabies bentuk membabi buta (farious form)
Gejala hewan yang menderita rabies ini antara lain penderita cenderung berlarian tanpa tujuan, gelisah, menyerang dan menggigit segala objek (terutama yang bergerak) sehingga sering ditemukan berbagai benda (kayu, batu, atau plastik) di dalam lambung penderita saat diotopsi, refleks kornea mata hilang, nada suara rendah dan hilang, lidah menjulur, keluar air liur berlebihan, sempoyongan, bergerak tanpa koordinasi, lumpuh, dan akhirnya mati. Air liur yang keluar berlebihan dari mulut penderita banyak mengandung virus rabies.
Selain gejala agresif tersebut, penderita pun sangat haus. Namun, kalau melihat air dan ingin minum biasanya otot-otot leher menjadi kejang sehingga penderita seakan takut air. Oleh karna takut air inilah sehingga pada jaman dahulu penyakit rabies disebut penyakit hydrophobia.
- Rabies bentuk diam
Penderita rabies ini akan menjadi apatis, kehilangan vitalitas, suka menyendiri dan sembunyi, jarang menggigit, gemetar, lumpuh, dan akhirnya mati.
- Rabies tanpa bentuk
Tubuh penderita akan mengalami gatal, kaku, kejang otot (spasmus), sembelit (susah buang air basar), serta genjala bersifat individual (perilaku sehari-harinya aneh, tidak seperti biasanya).
Gejala dan tanda rabies pada manusia biasanya terjadi setelah korban digigit oleh penderita rabies seperti gelisah, sulit berbicara, luka gigitan terasa nyeri, bengkak, dan merah, sakit kepala, kontraksi otot dan kejang, takut air, sulit bernapas, lumpuh, dan akhirnya meninggal.
Pengobatan
Hingga saat ini, obat dan cara pengobatan rabies pada penderita belum ditemukan. Namun, cara berikut sebagai tindakan P3K dapat dilakukan baik pada hewan atau manusia yang digigit oleh hewan penderita rabies.
a). cuci luka gigitan dengan deterjen di bawah air mengalir selama 5-10 menit, lalu cuci dengan antiseptik seperti alkohol 70%, betadin 1% atau iodium tinktur.
b). Bila korbannya manusia, setelah luka dicuci, korban segera dibewa ke rumah sakit terdekat agar dokter dapat mengevaluasi luka gigitan tersebut, apakah akan diberikan serum dan atau vaksin antirabies (korban harus mematuhi serial penyuntikannya). untuk daerah bandung dan sekitarnya, korban rabies dapat dibawa ke rumah sakit umum pusat Hasan Sadikin, Bandung.
c). bila korbannya anjing, kucing, dan juga kera, pemilik harus berhati-hati terhadap hewan yang menggigit maupun yang digigit. pemilik harus mengamankan hewan-hewan tersebut agar tidak menggigit hewan lain (terutama saat berkelahi) atau manusia dengan terlebih dahulu menggunakan alat pelindung. Setelah itu, lakukan kasus tersebut ke kantor dinas peternakan terdekat agar hewan yang menggigit dan yang digigit dapat diobservasi.
Pencegahan
Di Indonesia, vaksinasi rabies pada anjing, kucing, dan kera sangat diharuskan menurut undang-undang. Namun, kontrol terhadapp pelaksanaan undang-undang ini masih sangat lemah, ini terbuktihingga kini penyakit rabies masih merajalela.
Vaksin anti rabies lokal maupun impor yang baik untuk manusia atau hewan sudah lama beredar di pasaran. Vaksin ini dibuat dan dikemas dalam beragam jenis, yaitu vaksin hidup (aktif), vaksin mati (inaktif), vaksin monopalen, dan vaksin polipalen. isi vaksinnya pun ada yang homolog (dari jenis yang sama) maupun heterolog (dari jenis berlainan). Itulah sebabnya aplikasi vaksin-vaksin antirabies tersebut sangat bervariasi. Untuk itu, program vaksinasi sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter hewan.
Kesehatan Lingkungan
Sudah seabad lebih diberantas, rabies belum berhasil punah dari indonesia meskipun setiap tahun pemerintah melalui dinas peternakan melakukan program vaksinasi masal menggambarkan bahwa haya pemerintah sendiri saja yang memberantas rabies tidak mungkin dilakukan, perlu ada partisipasi masyarakat melalui lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, pramuka, hingga PKK. kesadaran memvaksinasi hewan secara teratur harus dimulai dari pemilik atau penyayang hewan.
Sebagai gambaran atau contoh program pemberantasan rabies antara lain sebagai berikut. Adakan penyuluhan melalui media masa, baik cetak maupun elektronik. penyuluhan tidak hanya dapat dilaksanakan oleh dinas peternakan, tetapi juga oleh organisasi swasta.
Gambar 2. anjing penderita rabies perlu dikarantina
Artikelnya bagus, tapi g rasa gambarnya ga sesuai dengan artikelnya.. Gambarnya ambil dr google image search kan? G cek 2-2nya gambarnya merupakan illustrasi dari rabies sebagai kemungkinan galaknya, dan yg satu lagi ilustrasi anjing yang sedang divaksin rabies yang tentu saja belum terinfeksi
BalasHapusIya terimakasih untuk comment-nya Mas Porink, iya memang benar diambil dari google image soalnya kita cukup kesulitan mencari gambar asli anjing yang terinfeksi rabies secara langsung
BalasHapusTrims,
admin klinikl hewan happiness