Feline Panleukopenia virus (distemper kucing :)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Feline panleukopenia,
adalah penyakit viral yang menyerang bangsa Felidae seperti kucing
yang disebabkan oleh feline parvovirus (FPV).
Penyakit ini menyerang kucing dewasa maupun anakan kucing (kitten).
Panleukopenia kucing atau yang dikenal dengan distemper kucing menyebabkan
gangguan pencernaan seperti diarrhea pada kucing
dewasa. Lebih dari itu, apabila virus panleukopenia kucing menginfeksi indukan
yang bunting, maka akan menyebabkan kelainan perkembangan syaraf pusat pada fetus yang
disebut hypoplasia.
Virus ini memiliki tingkat penyebaran yang tinggi dan tingkat kematian yang
tinggi. Tingkat kematian yang tinggi ini dikarenakan kucing yang sudah
terinfeksi dengan virus panleukopenia menjadi immunocompromised (melemahnya
kekebalan terhadap penyakit) terhadap infeksi dari bakteri maupun parasit dari
luar.
Kucing yang terinfeksi oleh
virus panleukopenia menunjukkan berbagai macam tanda-tanda, mulai dari gejala
yang tidak terlihat (subklinis), hingga gejala seperti demam, mutah,
hipersalivasi, dan penurunan nafsu makan. Saat ini, sudah tersedia vaksin
melawan virus panleukopenia. Walaupun begitu, pada umumnya vaksin ini sering di
aplikasikan pada kucing yang dipelihara di rumah. Sehingga, prevalensi infeksi
virus panleukopenia pada kucing liar (stray cat) tetaplah tinggi.
FPV menginfeksi organ yang
memiliki tingkat pembelahan tinggi seperti mukosa slauran pencernaan dan sumsum
tulang. Lebih dari itu, FPV juga mampu menginfeksi fetus yang berkembang
didalam kandungan. Menyebabkan fetus yang lahir
menderita kecacatan syaraf congenital (bawaan).
Parvovirus merupakan salah
satu golongan virus yang memiliki klasifikasi kompleks. Hal ini dikarenakan
tingginya tingkat mutasi genetik dan variasi host tropism. FPV merupakan
virus yang termasuk dalam keluarga parvoviridae genus protoparvovirus. FPV
terdiri dari single strand positive sense DNA genome. Virion
nya terdiri dari dua protein utama, yaitu VP1 dan VP2. Selain itu, parvovirus
tidak memiliki polymerase protein. Hal ini yang pada umumnya menyebabkan hampir
semua virus dalam family Parvoviridae memiliki kecendrungan menginfeksi
jaringan yang memiliki aktivitas pembelahan tinggi, karena virus ini
membutuhkan aktivitas polymerase di fase S (fase sintesis DNA) dari siklus sel.
Virus panleukopenia
menyebar melalui oral dan pernapasan. Ketika virus sudah memasuki tubuh dari host yang susceptible,
virus melakukan replikasi pada oropharyngeal lymphoid tissue.
Hal ini menjadi sarana bagi virus panleukopenia untuk menyebar ke seluruh tubuh
dari kucing yang terinfeksi (systemic infection). apabila
virus sudah menginfeksi sel dengan aktivitas mitosis yang tinggi, virus
akan mencegah sel tersebut memasuki tahap mitosis (pembelahan sel), dan menahan
sel pada fase S. Hal ini menyebabkan pathological response yang
memicu aktivitas immun, salah satunya Tumor necrosis factor (TNF)
yang akan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi. Seperti yang diketahui bahwa virus
panleukopenia menyerang sel-sel dengan aktivitas pembelahan tinggi seperti
sel-sel bakal darah (hemopoietic cell), sehingga menyebabkan
penurunan jumlah sel darah putih (panleukopenia), gangguan pembekuan darah
(berkurangnya jumlah platelet), dan anemia (karena kehilangan darah merah).
Oleh karena serentetan kejadian ini, kucing yang terinfeksi sangat rentan oleh
infeksi dari sumber lain seperti bakteri, jamur maupun parasite.
Karena berbahayanya infeksi
virus panleukopenia, salah satu cara pencegahan adalah dengan melakukan
vaksinasi. Vaksinasi pada kucing mampu meninimalisir gejala klinis terhadap
infeksi virus panleukopenia dan mampu mencegah kematian, karena imunitas yang
terbentuk mempercepat pemulihan dari infeksi. Hal ini bisa diamati pada kucing
rumahan yang sudah divaksinasi dan terineksi oleh virus panleukopenia. Walaupun
begitu, hal yang berbeda ditemukan pada infeksi virus panleukopenia yang
menginfeksi kucing liar. Kucing liar, pada umumnya hidup di lingkungan yang
memiliki tigkat paparan antigen yang tinggi. Sehingga, kucing liar lebih rentan
terhadap infeksi berbagai macam antigen salah satunya virus panleukopenia.
Saat ini, sudah banyak
metode yang digunakan untuk mendeteksi virus panleukopenia. Metode itu bisa
menggunakan teknik molekuler seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) maupun
enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Selain itu, saat ini sudah tersedia rapid
test kit yang mendeteksi virus panleukopenia. Rapid test kit
ini sangat mudah diaplikasikan dan handy, karena tidak membutuhkan
peralatan laboratorium yang banyak seperti hal nya PCR maupun ELISA.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar